Albert Fish - The Gray Man
Rabu, 02 Mei 2018
Add Comment
Hamilton Howard "Albert" Fish atau yang lebih dikenal dengan nama Albert Fish, lahir di Washington DC pada tanggal 19 Mei 1870. Ayahnya bernama Randall Fish yang merupakan seorang American, berumur 43 tahun lebih tua dari ibunya, Ellen Fish, yang merupakan Scots-Irish American. Itu berarti ayah Albert berumur 75 tahun ketika Albert lahir. Dan Albert merupakan anak paling kecil, dan dia memiliki 3 orang saudara yang bernama Walter, Annie, dan Edwin.
Hampir semua anggota keluarga Fish memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Pamannya mengidap manic syndrome, yang merupakan sebuah keadaan dimana gairah, pengaruh, dan tingkat energi meningkat secara tidak normal. Saudara laki-lakinya dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Saudara perempuannya didiagnosa mental affliction. Tiga orang saudara lainnya didiagnosa menderita penyakit kejiwaan. Dan ibunya memiliki aural/visual hallucinations.
Ayah Albert merupakan bekas seorang kapten kapal dan sempat menjadi pengusaha pupuk, namun kemudian dia meninggal pada tanggal 16 Oktober 1875 karena serangan jantung. Kemudian oleh ibunya, Albert dimasukkan ke panti asuhan Saint John di Washington. Ditempat tersebut, Albert seringkali mengalami kekerasan fisik. Dan semakin lama, Albert mengaku semakin mulai menikmati rasa sakit yang diakibatkan oleh banyaknya pemukulan yang dia alami.
Albert juga sempat mengatakan :
Hampir semua anggota keluarga Fish memiliki riwayat penyakit kejiwaan. Pamannya mengidap manic syndrome, yang merupakan sebuah keadaan dimana gairah, pengaruh, dan tingkat energi meningkat secara tidak normal. Saudara laki-lakinya dimasukkan ke rumah sakit jiwa. Saudara perempuannya didiagnosa mental affliction. Tiga orang saudara lainnya didiagnosa menderita penyakit kejiwaan. Dan ibunya memiliki aural/visual hallucinations.
Ayah Albert merupakan bekas seorang kapten kapal dan sempat menjadi pengusaha pupuk, namun kemudian dia meninggal pada tanggal 16 Oktober 1875 karena serangan jantung. Kemudian oleh ibunya, Albert dimasukkan ke panti asuhan Saint John di Washington. Ditempat tersebut, Albert seringkali mengalami kekerasan fisik. Dan semakin lama, Albert mengaku semakin mulai menikmati rasa sakit yang diakibatkan oleh banyaknya pemukulan yang dia alami.
Albert juga sempat mengatakan :
Aku berada disana sampai umurku hampir sembilan tahun, dan disitulah aku mulai salah. Kami dicambuk tanpa ampun. Aku melihat anak laki-laki melakukan banyak hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.
Pada tahun 1880, ibu Albert mendapatkan pekerjaan di pemerintahan dan mampu membawa Albert dari panti asuhan. Kemudian pada tahun 1882, Albert mulai berkenalan dengan seorang remaja pengantar telegraph. Sejak saat itu, remaja tersebut mulai mengenalkan Albert dengan urolagnia yang merupakan aktivitas meminum urine dan coprophagia yang merupakan aktivitas memakan kotoran. Dan Albert juga sering mengunjungi pemandian umum diakhir minggu, hanya untuk melihat anak laki-laki yang telanjang.
Pada tahun 1890, Albert pergi menuju New York. Disana Albert mengaku menjadi seorang prostitusi dan mulai memperkosa remaja laki-laki. Delapan tahun kemudian ketika Albert berumur 28 tahun, Albert dinikahkan pada seorang perempuan yang bernama Anna Mary Hoffman yang umurnya lebih muda 9 tahun. Setelah menikah, mereka mempunyai 6 orang anak yaitu Albert, Anna, Gertrude, Eugene, John, dan Henry.
Sepanjang tahun 1898, Albert bekerja sebagai tukang cat dan mengaku kembali melakukan pelecehan terhadap anak-anak, yang kebanyakan adalah anak laki-laki yang umurnya kurang dari 6 tahun. Kemudian setelah seorang laki-laki dewasa sempat membawa Albert ke sebuah museum lilin, dia menjadi tertarik terhadap bisection alat kelamin laki-laki dan semakin terobsesi akan mutilasi seksual.
Pada tahun 1910, 7 tahun setelah ditangkap karena pencurian besar, Albert bekerja di Wilmington, Delaware. Dia sempat bertemu dengan seorang remaja berumur 19 tahun yang bernama Thomas Kedden. Thomas yang saat itu diketahui menderita intellectual disability, dibawa oleh Albert ke tempat dimana dia tinggal. Disana, mereka berdua melakukan hubungan sadomasochistic.
Sepuluh hari kemudian, Albert membawa Thomas ke sebuah gudang tua dan mulai melakukan penyiksaan terhadapnya selama dua minggu berturut-turut. Albert mengikat Thomas dan memotong separuh alat kelaminnya. Pada awalnya Albert berniat untuk membunuhnya dan memotong tubuhnya menjadi dua bagian, namun menurutnya, cuaca yang terlalu panas akan menarik perhatian banyak orang.
Rencananya tersebut kemudian berubah. Albert justru menyiram bagian tubuh Thomas yang terluka dengan peroxide dan menutupnya dengan saputangan yang sudah diolesi vaseline. Albert kemudian meninggalkan Thomas setelah sempat menciumnya dan meninggalkan uang sebesar $10.
Sepanjang tahun 1898, Albert bekerja sebagai tukang cat dan mengaku kembali melakukan pelecehan terhadap anak-anak, yang kebanyakan adalah anak laki-laki yang umurnya kurang dari 6 tahun. Kemudian setelah seorang laki-laki dewasa sempat membawa Albert ke sebuah museum lilin, dia menjadi tertarik terhadap bisection alat kelamin laki-laki dan semakin terobsesi akan mutilasi seksual.
Pada tahun 1910, 7 tahun setelah ditangkap karena pencurian besar, Albert bekerja di Wilmington, Delaware. Dia sempat bertemu dengan seorang remaja berumur 19 tahun yang bernama Thomas Kedden. Thomas yang saat itu diketahui menderita intellectual disability, dibawa oleh Albert ke tempat dimana dia tinggal. Disana, mereka berdua melakukan hubungan sadomasochistic.
Sepuluh hari kemudian, Albert membawa Thomas ke sebuah gudang tua dan mulai melakukan penyiksaan terhadapnya selama dua minggu berturut-turut. Albert mengikat Thomas dan memotong separuh alat kelaminnya. Pada awalnya Albert berniat untuk membunuhnya dan memotong tubuhnya menjadi dua bagian, namun menurutnya, cuaca yang terlalu panas akan menarik perhatian banyak orang.
Rencananya tersebut kemudian berubah. Albert justru menyiram bagian tubuh Thomas yang terluka dengan peroxide dan menutupnya dengan saputangan yang sudah diolesi vaseline. Albert kemudian meninggalkan Thomas setelah sempat menciumnya dan meninggalkan uang sebesar $10.
Kemudian pada bulan Januari 1917, Albert ditinggalkan oleh istrinya demi seorang laki-laki yang bernama John Straube. Sejak saat itu, mau tidak mau Albert harus mengurus keenam anaknya sendirian. Selain itu, Albert juga sering mengalami auditory hallucinations. Bahkan pernah disuatu hari, Albert membungkus dirinya dengan karpet yang menurutnya dilakukan atas perintah dari John the Apostle, yang merupakan satu dari 12 Rasul Yesus.
Albert juga mulai memuaskan dirinya sendiri dengan menanamkan jarum-jarum ke tubuh bagian selangkangan dan perutnya, memukul dirinya sendiri dengan tongkat yang dipenuhi paku, bahkan memasukkan benang wol kedalam lubang anusnya yang sebelumnya sudah dicelupkan kedalam bahan bakar dan kemudian menyalakan api pada benang wol tersebut.
Walopun Albert tidak pernah berpikir untuk melakukan penyiksaan ataupun pelecehan terhadap anak-anaknya, namun dia mendorong anak-anaknya dan teman-temannya untuk memukul Albert dibagian pantat, sama seperti ketika dia melakukannya sendiri. Selain itu, Albert juga mulai terobsesi dengan kanibalisme dengan menyajikan daging mentah untuk makan malam anak-anaknya.
Walopun Albert tidak pernah berpikir untuk melakukan penyiksaan ataupun pelecehan terhadap anak-anaknya, namun dia mendorong anak-anaknya dan teman-temannya untuk memukul Albert dibagian pantat, sama seperti ketika dia melakukannya sendiri. Selain itu, Albert juga mulai terobsesi dengan kanibalisme dengan menyajikan daging mentah untuk makan malam anak-anaknya.
Pada tahun 1919, Albert sempat menusuk seorang anak laki-laki yang menderita intellectual disability. Albert juga menjadikan anak laki-laki yang menderita cacat mental sebagai korbannya, yang kebanyakan dari mereka merupakan African-American. Yang menurut Albert, mereka tidak akan dirindukan jika mereka dibunuh.
Tidak jarang, Albert juga membayar orang lain untuk mencarikannya anak-anak yang lain. Dan kemudian dia akan menyiksa mereka, membunuh mereka, dan memutilasi mereka dengan menggunakan golok, pisau daging, dan gergaji.
Pada tanggal 11 Juli 1924, Albert menemukan Beatrice Kiel yang berumur 8 tahun, yang saat itu sedang bermain dipertanian milik orangtuanya. Albert kemudian menawarkannya sejumlah uang untuk membantunya mencari tanaman rhubarb. Namun ketika mereka berdua akan pergi, ibu Beatrice muncul dan mengejar Albert. Tapi kemudian Albert kembali ke lumbung milik keluarga Kiel, dan ketika Albert akan tidur, Hans Kiel yang merupakan pemilik pertanian, menemukannya dan menyuruhnya pergi.
Selama tahun 1924, Albert yang kala itu sudah berumur 54 tahun, menderita psychosis dan merasa Tuhan memerintahkannya untuk menyiksa anak-anak lebih banyak lagi dan juga memutilasi mereka.
Oleh karena itu, Albert mulai mencari korban lagi dan calon korban berikutnya bernama Cyril Quinn. Dia dan temannya sedang bermain dipinggir jalan ketika Albert muncul dan bertanya pada mereka berdua apakah mereka sudah makan atau belum. Karena mereka berdua menjawab belum, kemudian Albert mengajak mereka menuju apartemennya. Sementara Albert membuatkan sandwich untuk mereka, keduanya bermain diatas ranjang milik Albert dan kemudian tanpa sengaja matrasnya tergeser. Dibawahnya, mereka melihat golok, pisau dapur, dan gergaji. Seketika itu juga, mereka langsung melarikan diri.
Tidak jarang, Albert juga membayar orang lain untuk mencarikannya anak-anak yang lain. Dan kemudian dia akan menyiksa mereka, membunuh mereka, dan memutilasi mereka dengan menggunakan golok, pisau daging, dan gergaji.
Pada tanggal 11 Juli 1924, Albert menemukan Beatrice Kiel yang berumur 8 tahun, yang saat itu sedang bermain dipertanian milik orangtuanya. Albert kemudian menawarkannya sejumlah uang untuk membantunya mencari tanaman rhubarb. Namun ketika mereka berdua akan pergi, ibu Beatrice muncul dan mengejar Albert. Tapi kemudian Albert kembali ke lumbung milik keluarga Kiel, dan ketika Albert akan tidur, Hans Kiel yang merupakan pemilik pertanian, menemukannya dan menyuruhnya pergi.
Selama tahun 1924, Albert yang kala itu sudah berumur 54 tahun, menderita psychosis dan merasa Tuhan memerintahkannya untuk menyiksa anak-anak lebih banyak lagi dan juga memutilasi mereka.
Oleh karena itu, Albert mulai mencari korban lagi dan calon korban berikutnya bernama Cyril Quinn. Dia dan temannya sedang bermain dipinggir jalan ketika Albert muncul dan bertanya pada mereka berdua apakah mereka sudah makan atau belum. Karena mereka berdua menjawab belum, kemudian Albert mengajak mereka menuju apartemennya. Sementara Albert membuatkan sandwich untuk mereka, keduanya bermain diatas ranjang milik Albert dan kemudian tanpa sengaja matrasnya tergeser. Dibawahnya, mereka melihat golok, pisau dapur, dan gergaji. Seketika itu juga, mereka langsung melarikan diri.
Pada tanggal 28 Mei 1928, Albert melihat sebuah iklan dikoran New York World hari minggu. Didalam iklan tersebut tertulis bahwa seorang remaja yang berumur 18 tahun yang bernama Edward Budd, sedang mencari pekerjaan. Dia juga sempat menuliskan alamatnya disana.
Tiga hari kemudian, dengan mengaku sebagai petani dari Farmingdale, New York, yang bernama Frank Howard, Albert mengunjungi Edward di Manhattan. Albert sempat berjanji akan mempekerjakan Edward beserta temannya yang bernama Willie, dan akan mengirim mereka dalam beberapa hari. Namun Albert tidak muncul. Dia kemudian mengirim telegraf untuk meminta maaf dan menetapkan tanggal untuk melakukan pertemuan dengan Edward.
Tiga hari kemudian, dengan mengaku sebagai petani dari Farmingdale, New York, yang bernama Frank Howard, Albert mengunjungi Edward di Manhattan. Albert sempat berjanji akan mempekerjakan Edward beserta temannya yang bernama Willie, dan akan mengirim mereka dalam beberapa hari. Namun Albert tidak muncul. Dia kemudian mengirim telegraf untuk meminta maaf dan menetapkan tanggal untuk melakukan pertemuan dengan Edward.
Ketika Albert kembali untuk bertemu dengan Edward, Albert sempat bertemu dengan saudara perempuannya yang bernama Grace Budd. Awalnya Albert berniat untuk membunuh Edward, namun setelah melihat Grace, Albert mengarang cerita tentang acara ulangtahun keponakannya. Dia juga berusaha meyakinkan kedua orangtua Grace untuk mengijinkannya pergi bersama Albert. Dihari itu, Grace pergi bersama Albert. Namun Grace tidak pernah kembali.
Pada bulan November 1934, ibu Grace menerima sebuah surat dari seseorang yang tidak diketahui.
Kemudian polisi menyelidiki surat tersebut yang dikirim dalam sebuah amplop, dan pada amplop tersebut terdapat lambang berbentuk heksagonal kecil dengan rangkaian huruf N.Y.C.P.B.A. Rangkaian huruf tersebut merupakan singkatan dari New York Private Chauffeur's Benevolent Association.
Seorang pesuruh perusahaan sempat mengatakan pada polisi bahwa dia membawa pulang beberapa ATK dan meninggalkannya dikamar yang dia sewa di 200 East 52nd Street, sebelum dia pindah. Kemudian si pemilik kamar juga mengatakan pada polisi bahwa Albert meninggalkan kamar tersebut beberapa hari sebelumnya. Selain itu, anak laki-laki Albert juga mengiriminya uang dan menyuruh si pemilik kamar untuk menunggu pengiriman berikutnya.
William F. King yang merupakan Kepala Bagian Penyelidikan kasus tersebut, menunggu diluar kamar hingga Albert kembali. Kemudian Albert muncul dan sempat berusaha untuk melukai William dengan silet, namun pada akhirnya dia bisa dilumpuhkan dan segera dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Albert mengakui, memang dialah yang membunuh Grace Budd, walopun pada awalnya justru dia berniat untuk membunuh saudara laki-lakinya, Edward Budd. Grace Budd dibunuh dengan cara dicekik, dan sempat diperkosa oleh Albert. Dan penculikan yang dia lakukan didasarkan atas motivasi seksual.
Seorang pesuruh perusahaan sempat mengatakan pada polisi bahwa dia membawa pulang beberapa ATK dan meninggalkannya dikamar yang dia sewa di 200 East 52nd Street, sebelum dia pindah. Kemudian si pemilik kamar juga mengatakan pada polisi bahwa Albert meninggalkan kamar tersebut beberapa hari sebelumnya. Selain itu, anak laki-laki Albert juga mengiriminya uang dan menyuruh si pemilik kamar untuk menunggu pengiriman berikutnya.
William F. King yang merupakan Kepala Bagian Penyelidikan kasus tersebut, menunggu diluar kamar hingga Albert kembali. Kemudian Albert muncul dan sempat berusaha untuk melukai William dengan silet, namun pada akhirnya dia bisa dilumpuhkan dan segera dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.
Albert mengakui, memang dialah yang membunuh Grace Budd, walopun pada awalnya justru dia berniat untuk membunuh saudara laki-lakinya, Edward Budd. Grace Budd dibunuh dengan cara dicekik, dan sempat diperkosa oleh Albert. Dan penculikan yang dia lakukan didasarkan atas motivasi seksual.
Ternyata selain Grace Budd, Albert juga diduga melakukan kejahatan yang sama terhadap Francis McDonnel, seorang anak laki-laki berumur 9 tahun. Francis dilaporkan hilang oleh orangtuanya pada tanggal 24 Juli 1924, ketika dia tidak juga kembali setelah bermain bersama teman-temannya di Port Richmond.
Setelah dilakukan pencarian, Francis ditemukan didaerah hutan didekat rumahnya, dalam keadaan tergantung dipohon dan sudah meninggal. Francis diserang secara seksual dan dicekik dengan suspender yang berasal dari celananya. Menurut pihak otopsi, Francis mengalami luka sobek yang panjang dibagian kaki dan perut, bahkan urat kakinya hampir terpisah dari bagian daging.
Albert sempat menolak untuk bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Francis. Belakangan dia mengaku bahwa dia berniat untuk memotong bagian kemaluannya, namun dia mengurungkan niatnya setelah dia mendengar seseorang mendatangi daerah tersebut.
Teman-teman Francis mengatakan bahwa dia dibawa oleh seorang laki-laki tua dengan kumis berwarna abu-abu. Seorang tetangga juga sempat melihat Francis berjalan bersama seorang laki-laki menuju ke hutan terdekat. Ibu Francis bahkan mengaku sempat melihat laki-laki tersebut sebelumnya.
Ibu Francis juga mengatakan pada wartawan bahwa laki-laki tersebut berjalan sambil bergumam dan melakukan gerakan aneh dengan tangannya. Dia juga melihat rambut dan kumisnya yang berwarna abu dan tebal.
Hans Kiel juga mengidentifikasi laki-laki berambut dan berkumis abu tersebut sebagai Albert Fish, yang berkeliaran disekitaran Port Richmond dihari Francis dinyatakan menghilang
Albert sempat menolak untuk bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap Francis. Belakangan dia mengaku bahwa dia berniat untuk memotong bagian kemaluannya, namun dia mengurungkan niatnya setelah dia mendengar seseorang mendatangi daerah tersebut.
Teman-teman Francis mengatakan bahwa dia dibawa oleh seorang laki-laki tua dengan kumis berwarna abu-abu. Seorang tetangga juga sempat melihat Francis berjalan bersama seorang laki-laki menuju ke hutan terdekat. Ibu Francis bahkan mengaku sempat melihat laki-laki tersebut sebelumnya.
Ibu Francis juga mengatakan pada wartawan bahwa laki-laki tersebut berjalan sambil bergumam dan melakukan gerakan aneh dengan tangannya. Dia juga melihat rambut dan kumisnya yang berwarna abu dan tebal.
Hans Kiel juga mengidentifikasi laki-laki berambut dan berkumis abu tersebut sebagai Albert Fish, yang berkeliaran disekitaran Port Richmond dihari Francis dinyatakan menghilang
Korban kedua yang diduga dibunuh oleh Albert adalah Billy Gafney yang berumur 4 tahun. Billy sedang bermain dengan temannya ketika dia dibawa oleh seseorang yang disebut temannya sebagai "The Boogeyman". Kejadian tersebut terjadi pada tanggal 11 February 1927.
Joseph Meehan, seorang mekanik di Brooklyn Trolley, mengaku melihat foto Albert yang terpampang dikoran dan dia mengenalnya sebagai laki-laki yang pada tanggal 11 Februari terlihat sedang menenangkan seorang anak kecil yang berada didalam kereta bayi, yang sedang menangis sambil berkali-kali memanggil ibunya.
Detektif yang menangani orang hilang, kemudian mendapatkan bukti baru bahwa Albert bekerja sebagai tukang cat di perusahaan Brooklyn Real Estate selama bulan Februari 1927 dan lokasi hilangnya Billy tidak jauh dari tempat Albert bekerja.
Albert mengaku bahwa dia membawa Billy ke sebuah rumah kosong didaerah Riker Ave, kemudian melepas semua bajunya, mengikat tangan dan kakinya, dan membungkamnya dengan lap kotor. Baju milik Billy juga dibakar dan sepatunya dibuang ketempat sampah. Albert kemudian pulang kerumahnya setelah sebelumnya membawa kereta bayi kembali menuju ke 59 Street pada jam 2 pagi.
Keesokan harinya pada jam 2 siang, Albert kembali menemui Billy sambil membawa sebuah cambuk yang dia buat sendiri dari ikat pinggang miliknya. Kemudian dia mencambuk Billy dibagian belakang hingga darah terlihat mengalir melalui kakinya. Selain itu, Albert juga memotong kupingnya, hidungnya, menyayat bagian wajah yang memanjang dari kuping kanan hingga ke kuping kirinya, mencungkil matanya, menancapkan pisau diperut Billy dan meminum darahnya.
Albert kemudian mengambil karung dan mengumpulkan beberapa batu. Dari situ, Albert mulai memotong-motong tubuh Billy dan memilahnya, memasukkannya kedalam karung, menambahkan batu-batu sebagai pemberat, dan membuangnya disebuah kolam berlumpur yang berada disepanjang North Beach. Albert juga sempat membawa beberapa bagian tubuh tertentu untuk dimasak dirumah.
Detektif yang menangani orang hilang, kemudian mendapatkan bukti baru bahwa Albert bekerja sebagai tukang cat di perusahaan Brooklyn Real Estate selama bulan Februari 1927 dan lokasi hilangnya Billy tidak jauh dari tempat Albert bekerja.
Albert mengaku bahwa dia membawa Billy ke sebuah rumah kosong didaerah Riker Ave, kemudian melepas semua bajunya, mengikat tangan dan kakinya, dan membungkamnya dengan lap kotor. Baju milik Billy juga dibakar dan sepatunya dibuang ketempat sampah. Albert kemudian pulang kerumahnya setelah sebelumnya membawa kereta bayi kembali menuju ke 59 Street pada jam 2 pagi.
Keesokan harinya pada jam 2 siang, Albert kembali menemui Billy sambil membawa sebuah cambuk yang dia buat sendiri dari ikat pinggang miliknya. Kemudian dia mencambuk Billy dibagian belakang hingga darah terlihat mengalir melalui kakinya. Selain itu, Albert juga memotong kupingnya, hidungnya, menyayat bagian wajah yang memanjang dari kuping kanan hingga ke kuping kirinya, mencungkil matanya, menancapkan pisau diperut Billy dan meminum darahnya.
Albert kemudian mengambil karung dan mengumpulkan beberapa batu. Dari situ, Albert mulai memotong-motong tubuh Billy dan memilahnya, memasukkannya kedalam karung, menambahkan batu-batu sebagai pemberat, dan membuangnya disebuah kolam berlumpur yang berada disepanjang North Beach. Albert juga sempat membawa beberapa bagian tubuh tertentu untuk dimasak dirumah.
Albert menjalani sidang pertamanya pada tanggal 11 Maret 1935, berkenaan dengan kasus pembunuhan yang dilakukannya terhadap Grace Budd.
Menurut kesaksian beberapa psikiater yang dihadirkan oleh pengacara yang membelanya, Albert mempunyai sexual fetishes yang diantaranya adalah sadism, masochism, cunnilingus, anilingus, fellatio, flagellation, exhibitionism, voyeurism, piquerism, cannibalism, coprophagia, urophilia, pedophilia, dan infibulation. Oleh karenanya, saat itu Albert dinyatakan tidak waras dan mengklaim mendengar suara Tuhan yang memerintahkannya untuk membunuh.
Kemudian Jaksa penuntut menghadirkan lima orang saksi, diantaranya adalah Menas Gregory yang merupakan bekas manajer di Bellevue Psychiatric Hospital, dimana Albert pernah dirawat. Dia bersaksi bahwa Albert memang abnormal, namun dia waras. Menurutnya, memiliki sexual fetishes bukan berarti Albert sakit jiwa. Bahkan Albert sama seperti kebanyakan orang pada umumnya dan secara sosial merupakan orang yang termasuk baik-baik saja.
Saksi kedua merupakan dokter magang di The Tombs Detention Complex yang bernama Perry Lichtenstein. Dia menyatakan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan dari siksaan yang dilakukan Albert terhadap dirinya sendiri, bukan merupakan sebuah kondisi kejiwaan. Namun hal tersebut dilakukan karena dia memang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Kemudian saksi ketiga yang bernama Charles Lambert memberikan kesaksian bahwa coprophilia merupakan aktivitas yang umum, dan religious cannibalism mungkin memang menunjukan gejala psikopat. Namun bukan menjadi sebuah bukti yang mengarah ke penyakit kejiwaan, dan hal tersebut hanyalah persoalan selera.
Saksi keempat yang bernama James Vavasour, hanya memberikan keterangan yang sama seperti yang dijelaskan oleh Charles Lambert. Dan saksi terakhir adalah Mary Nicholas yang merupakan anak tiri Albert yang berumur 17 tahun. Dia memberikan keterangan bahwa Albert kerap mengajari anak-anaknya untuk melakukan permainan yang melibatkan kegiatan masochism dan pelecehan anak.
Menurut kesaksian beberapa psikiater yang dihadirkan oleh pengacara yang membelanya, Albert mempunyai sexual fetishes yang diantaranya adalah sadism, masochism, cunnilingus, anilingus, fellatio, flagellation, exhibitionism, voyeurism, piquerism, cannibalism, coprophagia, urophilia, pedophilia, dan infibulation. Oleh karenanya, saat itu Albert dinyatakan tidak waras dan mengklaim mendengar suara Tuhan yang memerintahkannya untuk membunuh.
Kemudian Jaksa penuntut menghadirkan lima orang saksi, diantaranya adalah Menas Gregory yang merupakan bekas manajer di Bellevue Psychiatric Hospital, dimana Albert pernah dirawat. Dia bersaksi bahwa Albert memang abnormal, namun dia waras. Menurutnya, memiliki sexual fetishes bukan berarti Albert sakit jiwa. Bahkan Albert sama seperti kebanyakan orang pada umumnya dan secara sosial merupakan orang yang termasuk baik-baik saja.
Saksi kedua merupakan dokter magang di The Tombs Detention Complex yang bernama Perry Lichtenstein. Dia menyatakan bahwa rasa sakit yang ditimbulkan dari siksaan yang dilakukan Albert terhadap dirinya sendiri, bukan merupakan sebuah kondisi kejiwaan. Namun hal tersebut dilakukan karena dia memang mempunyai tujuan untuk mendapatkan kepuasan seksual.
Kemudian saksi ketiga yang bernama Charles Lambert memberikan kesaksian bahwa coprophilia merupakan aktivitas yang umum, dan religious cannibalism mungkin memang menunjukan gejala psikopat. Namun bukan menjadi sebuah bukti yang mengarah ke penyakit kejiwaan, dan hal tersebut hanyalah persoalan selera.
Saksi keempat yang bernama James Vavasour, hanya memberikan keterangan yang sama seperti yang dijelaskan oleh Charles Lambert. Dan saksi terakhir adalah Mary Nicholas yang merupakan anak tiri Albert yang berumur 17 tahun. Dia memberikan keterangan bahwa Albert kerap mengajari anak-anaknya untuk melakukan permainan yang melibatkan kegiatan masochism dan pelecehan anak.
Setelah sidang yang berlangsung selama 10 hari tersebut dilakukan, Albert dinyatakan waras dan bersalah. Dan hakim memutuskan hukuman mati yang dilakukan setahun kemudian yaitu pada tanggal 16 Januari 1936. Albert meninggal dikursi listrik pada jam 11.09 malam di Sing Sing Correctional Facility yang merupakan penjara dengan sistem keamanan tingkat tinggi, dan dikuburkan di Sing Sing Prison Cemetary.
0 Response to "Albert Fish - The Gray Man"
Posting Komentar