-->

Rumah Sakit Apung Sang Dermawan

Umumnya sebuah Rumah Sakit berdiri kokoh diatas tanah, bangunannya berupa gedung. Lain halnya dengan Rumah Sakit Apung (RSA) dr.Lie Dharmawan, adalah sebuah kapal kayu yang disulap menjadi sebuah rumah sakit. Keseluruhan operasional dilakukan diatas lautan Indonesia.

RSA dr.Lie Dharmawan berlayar untuk uji coba pelayanan medis perdananya pada 16 Maret 2013 ke Kep.Seribu dan diresmikan pada 6 juni 2013. RSA dr.Lie Dharmawan adalah Rumah Sakit Apung Swasta pertama di Indonesia. Ialah dr.Lie Agustinus dharmawan, Ph.D, Sp.B, Sp.BTKV yang merupakan tokoh dermawan di dunia Kedokteran Indonesia, ia membuat terobosan pelayanan kesehatan diatas laut. Tujuannya sederhana agar pelayanan kesehatan bisa menghampiri banyak wilayah di Indonesia. Seperti yang kita ketahui, indonesia terdiri dari pulau-pulau dengan aksesnya yang masih terbatas. Sehingga target dr.Lie adalah "menjemput bola" bersama RSAnya.

Sebelum berubah wajah menjadi RSA, kapal kayu ini dulunya adalah kapal barang. Dengan panjang kapal 25.13 m, lebar kapal 6.82 m, dan draft kapal 4.00 m, kapal ini mampu mengarungi perairan indonesia. Didapatkan oleh dr.Lie di Palembang, kapal berjenis pinisi tersebut dibeli dr.Lie pada tahun 2012. Kapal ini dapat memuat barang hingga 250 ton, terbuat dari kayu ulin yang mampu bertahan hingga ratusan tahun. Pengetahuan akan jenis kayu untuk kapal tersebut didapatkan oleh dr.Lie di museum kapal laut di Seattle, Amerika Serikat.
RSA dr.Lie Dharmawan terdiri dari dua tingkat setelah perombakan. Terdiri dari ruang Rontgen, EKG, USG, Laboratorium, Kamar Bedah, Ruang Resusitasi, Ruang Dokter, Ruang Pasien dan sebagainya. Berbagai macam tindakan pernah dilakukan, termasuk bedah mayor dan bedah minor. Sekali berlayar saat bertugas, RSA memboyong belasan dokter dan memakan waktu berlayar selama 10 hari.
Kata-kata pada foto tersebut adalah pesan dari ibunda dr.Lie Dharmawan. Adalah Julita Diana, sosok ibu yang menamkan kebaikan kepada dr.Lie. Sosok dr.Lie tidak terbentuk dari kemudahan hidup, tetapi sebaliknya. Setelah ayahnya meninggal saat dr.Lie berusia 10 tahun, ibunda dr.Lie banting tulang menghidupi 6 anaknya. Berkat kebaikan yang dipupuk dan cita-cita yang mulia, dr.Lee dengan gigih meraih mimpi sampai ke Jerman. Selesai menempuh pendidikan dokter di Jerman, dr.Lie kembali ke Indonesia dan meniti karir.


0 Response to "Rumah Sakit Apung Sang Dermawan"

Posting Komentar

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel