7 Game Buatan Indonesia yang Sukses Menyabet Penghargaan Internasional
Sabtu, 31 Maret 2018
Add Comment
1. Tahu Bulat
Game ini mengharuskan kalian memasak dan menyajikan tahu kepada konsumen dengan men-tap layar. Jika berhasil mendapatkan sejumlah score, kalian bisa menggunakannya untuk membeli perlengkapan berjualan yang baru. Pasti udah banyak yang nyobain game ini deh. Ketagihan ga?
Kerennya, saat International Mobile Gaming Awards (IMGA) menyelenggarakan kompetisi pertamanya di wilayah Asia Tenggara pada 2016, game buatan Indonesia ini berhasil meraih penghargaan untuk kategori Guilty Pleasure Award pada IMGA pertama itu. Bikin bangga, kan?
Kerennya, saat International Mobile Gaming Awards (IMGA) menyelenggarakan kompetisi pertamanya di wilayah Asia Tenggara pada 2016, game buatan Indonesia ini berhasil meraih penghargaan untuk kategori Guilty Pleasure Award pada IMGA pertama itu. Bikin bangga, kan?
2. SHE and The Light Bearer
She and The Light Bearer adalah sebuah visual novel dengan ilustrasi yang cantik dan musik yang asyik. Novel tersebut mengisahkan tentang kunang-kunang yang mencari sosok yang mereka sebut 'Ibu'. Mereka harus menemukan Ibu untuk mencegah dunia dari kehancuran.
Visual novel tersebut adalah karya Mojiken studio, sebuah developer game asal Surabaya. Tak sia-sia, mereka berhasil memenangkan Best Kids and Family Game Award pada Indie Prize Asia 2017. Gak hanya itu, game ini juga dinominasikan untuk kategori Best Game Art dan Best Game Narrative.
Di awal 2018, game ini diterbitkan berkolaborasi dengan Toge Production (Jakarta) dalam format PC game.
Visual novel tersebut adalah karya Mojiken studio, sebuah developer game asal Surabaya. Tak sia-sia, mereka berhasil memenangkan Best Kids and Family Game Award pada Indie Prize Asia 2017. Gak hanya itu, game ini juga dinominasikan untuk kategori Best Game Art dan Best Game Narrative.
Di awal 2018, game ini diterbitkan berkolaborasi dengan Toge Production (Jakarta) dalam format PC game.
3. An Octave Higher
An Octave Higher bercerita tentang sebuah kota bernama Overture yang penduduknya memiliki kemampuan magic untuk melakukan segala kegiatan. Tapi, penggunaan magic tersebut telah mendatangkan banyak masalah dan membuat penduduk Overture terbagi ke dalam 2 kelompok; Bourgeoisie yang kaya dan kapitalis, serta Proletariat yang terdiri dari kelompok pekerja miskin.
Pada Indie Prize Asia tahun 2015, An Octave Higher yang dibuat oleh Kidalang berhasil meraih Best Game Narrative Award. Saat itu, Kidalang adalah satu-satunya developer game perwakilan Indonesia yang memenangkan award dalam kompetisi tersebut.
Pada Indie Prize Asia tahun 2015, An Octave Higher yang dibuat oleh Kidalang berhasil meraih Best Game Narrative Award. Saat itu, Kidalang adalah satu-satunya developer game perwakilan Indonesia yang memenangkan award dalam kompetisi tersebut.
4. Infectonator: Survivors
Infectonator Survivors adalah game ketiga dari seri Infectonator yang memenangkan award internasional. Game ini digambarkan sebagai "Randomized Permadeath Survival Simulator yang menggabungkan RTS, Tower Defense, Roguelike, dan Management-Simulation gameplay."
Game ini berhasil meraih Best Desktop Game award pada Indie Prize Asia 2014 yang diselenggarakan di Singapura. Infectonator Survivors menandai awal dari Toge Production dalam platform Steam setelah sebelumnya terjun dalam Flash dan mobile platform.
Game ini berhasil meraih Best Desktop Game award pada Indie Prize Asia 2014 yang diselenggarakan di Singapura. Infectonator Survivors menandai awal dari Toge Production dalam platform Steam setelah sebelumnya terjun dalam Flash dan mobile platform.
5. Save the Hamsters
Game ini menceritakan tentang 4 ekor hamster yang tersesat dan harus menemukan jalan pulang.
Kalian harus memecahkan setiap puzzle dan tantangan untuk membantu hamster-hamster tersebut kembali pulang.
Dibuat oleh Solite Studio yang berlokasi di Madura, Save the Hamsters berhasil mengukuhkan posisi kedua pada Imagine Cup 2013 yang diselenggarakan di Rusia.
Dibuat oleh Solite Studio yang berlokasi di Madura, Save the Hamsters berhasil mengukuhkan posisi kedua pada Imagine Cup 2013 yang diselenggarakan di Rusia.
6. Froggy and The Pesticide
Puzzle game ini mengajarkan kita tentang bahaya penggunaan pestisida kimia. Melalui game ini pula, kita bisa belajar menggunakan solusi lain untuk mengusir hama, yaitu biopestisida.
Pada Imagine Cup 2016 yang diselenggarakan di Seattle, game karya None Developer yang berasal dari Madura (sama kayak Solite Studio nih, ini memenangkan posisi runner up.
Pada Imagine Cup 2016 yang diselenggarakan di Seattle, game karya None Developer yang berasal dari Madura (sama kayak Solite Studio nih, ini memenangkan posisi runner up.
7. Pirateers
Pirateers adalah game adventure bertema kehidupan bajak laut (namanya juga Pirateers.
Kalian yang memainkan game ini harus menyerang dan menghancurkan kapal angkatan laut, kapal bajak laut, dan lainnya. Kalian juga bisa mengunjungi treasure island dan menemukan harta tersembunyi.
Game buatan Labu Games ini berhasil meraih Best Adventure Game dari Armor Games Award untuk Game of The Year 2014.
Game buatan Labu Games ini berhasil meraih Best Adventure Game dari Armor Games Award untuk Game of The Year 2014.
0 Response to "7 Game Buatan Indonesia yang Sukses Menyabet Penghargaan Internasional"
Posting Komentar