KISAH REMAJA SAUDI YANG KABUR, TAKUT DIBUNUH KELUARGA AKIBAT MURTAD
Minggu, 13 Januari 2019
Add Comment
Seorang remaja asal Arab Saudi membarikade dirinya sendiri di sebuah kamar hotel di Bangkok akhirnya mendapat kepastian dirinya tak akan dideportasi gara-gara pindah agama.
Pihak berwenang Thailand berjanji pada Senin (1/7) kemarin, tak berniat mendeportasi Rahaf Mohammed al-Qunun (18 tahun), putri seorang pejabat tinggi Kerajaan Arab Saudi. Qunun mengaku nyawanya kini berada di ujung tanduk. Keluarga mengancam menghabisi nyawanya setelah murtad dari ajaran Islam.
Qunun mengurung diri dalam sebuah ruangan hotel di dalam kompleks Bandara Bangkok Senin pagi lalu agar petugas imigrasi Thailand tak bisa menangkapnya dan menempatkannya dalam penerbangan menuju Kuwait. Menurut pengakuan Qunun, keluarga dan sejumlah pejabat Arab Saudi sudah menunggu kedatangannya di Kuwait.
"Beberapa Saudara laki-laki saya, kerabat dan pegawai Kedutaan Arab Saudi akan menjemput saya di Kuwait," ungkap Qunun kepada Reuters. "Nyawa saya terancam. Keluarga saya mengancam akan membunuh saya gara-gara hal yang sepele."
Setelah Qunun membeberkan kisahnya di media sosial, muncul penolakan netizen atas usaha deportasi Qunun.
"Qunun sekarang berada di wilayah kedaulatan Thailand. Tak ada seorangpun atau kantor kedutaan manapun yang bisa memaksanya pergi dari sini," ucap Surachate Hakparn, Kepala Kepolisian Imigrasi Thailand Senin lalu. "Kami akan bicara dengan Qunun dan menuruti keinginannya karena dia susah payah untuk mendapatkan pertolongan. Kami tak akan mengirim siapapun menuju ajalnya."
Surachate juga menegaskan bahwa pihaknya sudah mendapat informasi akan kedatangan Qunun dari sejumlah pejabat Arab Saudi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut memastikan perwakilannya sudah menerima akses untuk berkomunikasi dengan Qunun, meski tak merinci detail-detail pertemuan mereka.
Masalahnya sekarang, ayah Qunun, Mohammed al-Qunun, sudah tiba di Thailand demi melakukan intervensi. Perkembangan yang sangat mengkhawatirkan Qunun, seperti yang dia ungkapkan lewat akun Twitternya.
JADI APA YANG SEBENARNYA TERJADI?
Qunun kabur dari Kuwait saat keluarganya tengah berkunjung ke sana. Remaja 18 tahun itu sampai di Bangkok Sabtu lalu dalam perjalanan menuju Australia. Rencananya, Qunun akan meminta suaka pemerintah Australia. Malang, dia tertangkap tangan oleh pejabat imigrasi Arab Saudi. Passportnya lantas dirampas.
Imbasnya, Qunun tak diperkenankan masuk wilayah Negeri Gajah Putih.
"Kami memeriksa paspor Qunun. Dia membawa paspor tapi tak punya tiket pulang, rencana perjalanan, tujuan pasti, dan belum memesan kamar hotel di Thailand. Sesuai aturan keamanan Bandara, Imigrasi Thailand tak bisa mengizinkan Qunun memasuki wilayah Thailand," terang Surachate.
Qunun lalu diberitahu dirinya akan dipulangkan lewat penerbangan ke Kuwait Senin pekan ini. Khawatir keselamatannya terancam, Qunun mengunci pintu hotel transit tempatnya menginap saat petugas imigrasi berusaha menjemputnya naik pesawat menuju Kuwait.
"Saya Rahaf..Saya sedang berada dalam kamar hotel. Saya mencari negara yang bisa melindungi saya secepat mungkin. Saya mencari suaka,” kata Qunun dalam sebuah video yang diunggah dalam media sosial.
KENAPA QUNUN SAMPAI MENCARI SUAKA?
Gadis asal Arab Saudi ini baru saja murtad dari ajaran Islam. Di Arab Saudi, murtad diganjar hukuman berat: dipancung. Tak punya pilihan, Qunun memutuskan kabur dari keluarganya.
"Mereka akan membunuh saya karena saya kabur dan mengaku ateis. Mereka ingin aku solat dan memakai jilbab. Saya tak bisa melakukannya," katanya
Qunun juga harus mematuhi peraturan tentang wali laki-laki yang berlaku di Arab Saudi. Menurut aturan tersebut, seorang perempuan harus mendapat persetujuan kerabat lelakinya sebelum bepergian, bekerja, menikah, membuka rekening bank atau bahkan keluar dari penjara.
Pihak berwenang Thailand berjanji pada Senin (1/7) kemarin, tak berniat mendeportasi Rahaf Mohammed al-Qunun (18 tahun), putri seorang pejabat tinggi Kerajaan Arab Saudi. Qunun mengaku nyawanya kini berada di ujung tanduk. Keluarga mengancam menghabisi nyawanya setelah murtad dari ajaran Islam.
Qunun mengurung diri dalam sebuah ruangan hotel di dalam kompleks Bandara Bangkok Senin pagi lalu agar petugas imigrasi Thailand tak bisa menangkapnya dan menempatkannya dalam penerbangan menuju Kuwait. Menurut pengakuan Qunun, keluarga dan sejumlah pejabat Arab Saudi sudah menunggu kedatangannya di Kuwait.
"Beberapa Saudara laki-laki saya, kerabat dan pegawai Kedutaan Arab Saudi akan menjemput saya di Kuwait," ungkap Qunun kepada Reuters. "Nyawa saya terancam. Keluarga saya mengancam akan membunuh saya gara-gara hal yang sepele."
Setelah Qunun membeberkan kisahnya di media sosial, muncul penolakan netizen atas usaha deportasi Qunun.
"Qunun sekarang berada di wilayah kedaulatan Thailand. Tak ada seorangpun atau kantor kedutaan manapun yang bisa memaksanya pergi dari sini," ucap Surachate Hakparn, Kepala Kepolisian Imigrasi Thailand Senin lalu. "Kami akan bicara dengan Qunun dan menuruti keinginannya karena dia susah payah untuk mendapatkan pertolongan. Kami tak akan mengirim siapapun menuju ajalnya."
Surachate juga menegaskan bahwa pihaknya sudah mendapat informasi akan kedatangan Qunun dari sejumlah pejabat Arab Saudi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut memastikan perwakilannya sudah menerima akses untuk berkomunikasi dengan Qunun, meski tak merinci detail-detail pertemuan mereka.
Masalahnya sekarang, ayah Qunun, Mohammed al-Qunun, sudah tiba di Thailand demi melakukan intervensi. Perkembangan yang sangat mengkhawatirkan Qunun, seperti yang dia ungkapkan lewat akun Twitternya.
JADI APA YANG SEBENARNYA TERJADI?
Qunun kabur dari Kuwait saat keluarganya tengah berkunjung ke sana. Remaja 18 tahun itu sampai di Bangkok Sabtu lalu dalam perjalanan menuju Australia. Rencananya, Qunun akan meminta suaka pemerintah Australia. Malang, dia tertangkap tangan oleh pejabat imigrasi Arab Saudi. Passportnya lantas dirampas.
Imbasnya, Qunun tak diperkenankan masuk wilayah Negeri Gajah Putih.
"Kami memeriksa paspor Qunun. Dia membawa paspor tapi tak punya tiket pulang, rencana perjalanan, tujuan pasti, dan belum memesan kamar hotel di Thailand. Sesuai aturan keamanan Bandara, Imigrasi Thailand tak bisa mengizinkan Qunun memasuki wilayah Thailand," terang Surachate.
Qunun lalu diberitahu dirinya akan dipulangkan lewat penerbangan ke Kuwait Senin pekan ini. Khawatir keselamatannya terancam, Qunun mengunci pintu hotel transit tempatnya menginap saat petugas imigrasi berusaha menjemputnya naik pesawat menuju Kuwait.
"Saya Rahaf..Saya sedang berada dalam kamar hotel. Saya mencari negara yang bisa melindungi saya secepat mungkin. Saya mencari suaka,” kata Qunun dalam sebuah video yang diunggah dalam media sosial.
KENAPA QUNUN SAMPAI MENCARI SUAKA?
Gadis asal Arab Saudi ini baru saja murtad dari ajaran Islam. Di Arab Saudi, murtad diganjar hukuman berat: dipancung. Tak punya pilihan, Qunun memutuskan kabur dari keluarganya.
"Mereka akan membunuh saya karena saya kabur dan mengaku ateis. Mereka ingin aku solat dan memakai jilbab. Saya tak bisa melakukannya," katanya
Qunun juga harus mematuhi peraturan tentang wali laki-laki yang berlaku di Arab Saudi. Menurut aturan tersebut, seorang perempuan harus mendapat persetujuan kerabat lelakinya sebelum bepergian, bekerja, menikah, membuka rekening bank atau bahkan keluar dari penjara.
0 Response to "KISAH REMAJA SAUDI YANG KABUR, TAKUT DIBUNUH KELUARGA AKIBAT MURTAD"
Posting Komentar